Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia 2 hari ini menuai banyak hikmah. Sekurang-kurangnya semakin memperkokoh komitment kami yang mengambil jalur Kesehatan (keperawatan )
Memang mengambil keputusan untuk kuliah di keperawatan bukanlah hal yang mudah. Menimbang pemikiran global masyarakat yang memandang “nanggung-nanggung kuliah di Ilmu Keperawatan UNAND, kenapa gak ngambil kedokteran aja sekalian?”
Memang mengambil keputusan untuk kuliah di keperawatan bukanlah hal yang mudah. Menimbang pemikiran global masyarakat yang memandang “nanggung-nanggung kuliah di Ilmu Keperawatan UNAND, kenapa gak ngambil kedokteran aja sekalian?”
Dan tentunya banyak di antara mahasiswa keperawatan yang menjadikan prodi ini sebagai pilihan kedua, dan tak jarang yang mencoba keberuntungan lagi di kancah SPMB untuk berpindah ke lain jurusan.
Selain image dari perawat yang kurang baik di mata masyarakat (mulai dari perawat Judes, cerewet, angkuh, galak, sombong, dan sederet sifat-sifat negatif lain yang tersemat kepada seorang perawat), menjadi seorang perawat juga dianggap suatu pekerjaan yang menjemukan, berat, melelahkan, dan banyak keluhan-keluhan lain.
Namun, perkataan seorang dosen pada kuliah KDM II dengan topik “Pemberian Obat” tadi, benar-benar telah menyentil kami akan arti sebuah komitment dan pengabdian.
Menurut dosen kami tersebut, profesi perawat bisa mengantarkan kita kepada suatu kemuliaan. Dari penjelasan panjang lebar sang dosen, mungkin redaksi yang bisa kutangkap kira-kira seperti ini :
JANGAN PERNAH MENYESAL MASUK KEPERAWATAN, jika Anda menyesal dan ingin keluar, maka keluarlah dari sekarang. Karena profesi ini bukanlah profesi main-main, menyangkut nyawa manusia. Akan ada banyak pasien yang menderita jika kita melakukan segala sesuatunya dengan tidak ikhlas. Akan banyak perawat-perawat judes yang akan terlahir dan meramaikan jagat image jelek dari perawat itu sendiri nantinya. Sungguh sesuatu yang sangat memprihatinkan. Dan Anda, mahasiswa keperawatan inilah yang akan berperan sebagai “agent of change” untuk merubah semua paradigma jelek yang terlanjur melekat pada diri seorang perawat.
Ketika melangkahkan kaki ke Rumah Sakit, maka tinggalkanlah segala keangkuhan, kesombongan, dan sifat-sifat jelek lainnya. Posisikanlah diri Anda sebagai seseorang yang akan berperan dan membantu meringankan beban orang lain. Bukankah itu adalah suatu tugas yang mulia?
Hadapilah pasien layaknya keluarga kita sendiri. Posisikan mereka sebagai sosok orang-orang terdekat kita. Anggaplah pasien sebagai ayah, ibu, adik, kakak, nenek, kakek kita sendiri.
Jika ditinjau pada saat ini, memang perawat menempati posisi sebagai sosok yang mengerikan di RS. Hal tersebut terlebih dikarenakan cara berkomunikasi perawat itu sendiri. Apakah mereka lupa pernah mempelajari “Komunikasi dalam Keperawatan”? Bagaimana cara komunikasi terapeutik dengan seorang pasien? Padahal dengan penampilan yang sopan, tutur bahasa yang baik, bisa mengurangi penderitaan pasien lho! Dengan sedikit perhatian ikhlas saja, pasien dapat menganggap perawat sebagai orang yang berkompeten dan berkualitas.
Wajah boleh gak terlalu cantik, tapi dengan sedikit senyuman, keramahan, maka akan bisa kelihatan lebih baik dan manis.
Ingatlah, satu kebaikan yang kita tanamkan kepada pasien, maka akan menimbulkan banyak kebaikan –kebaikan lainnya.
Rawatlah pasien dengan hati, tidak sekedar dengan tangan dan raga. Gunakanlah keihklasan dalam bekerja.
Perawat bukanlah pembantu dokter, tetapi lebih merupakan mitra dokter. Oleh sebab itulah perawat diminta untuk bisa berfikir kritis. Dan bagaimana bisa perawat berfikir kritis jika tidak memperkaya kompetensi dan ilmu pengetahuannya sendiri…
Jangan hanya ingin menjadi Kepala Bagian, dosen, Direktur RS saja… Tetapi juga niatkanlah kepada diri Anda untuk bisa mengabdi di klinik. Bekerja di RS itu tidak berat, jika kita memang bekerja dari hati dan ikhlas.
Dan tanamkanlah dalam diri Anda sekalian bahwa ketika melangkah pulang meninggalkan gerbang RS, Anda bisa tersenyum bahagia karena telah MEMBUAT 1 KEBAIKAN untuk pasien Anda….
**********
Wah….wah,,,perkataan dari dosen kami tersebut benar-benar menyentil dan kembali mengobarkan semangat untuk kuliah dengan jalur yang pada awalnya (jujur) masih kuragui untuk bisa bertahan di sana.
Ada sesuatu hal yang menarik, yaitu ketika kita memilih/dipilih untuk menjalankan suatu profesi atau suatu pekerjaan, maka niatkanlah hal tersebut karena Allah. Kuatkanlah azam dan tekad bahwa itu benar-benar jalan terbaik bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Jangan pernah ada kata penyesalan, perasaan tidak sanggup, dan kurang percaya diri karena sesunguhnya hal tersebut hanya semacam trik dan tipu daya syetan untuk melemahkan kita.
Mungkin ini saja, sedikit “berbagi kisah” dengan teman-teman calon Nurse semuanya. Karena kita masih sama-sama belajar, dan saya pribadi pun belum pernah merawat pasien di RS. Semoga kita sama-sama diberi ketabahan dan kesabaran dalam menjalankan pendidikan ini, dan bisa memikul amanah dengan baik ketika kelak telah dinobatkan sebagai seorang Perawat yang sesungguhnya. Amin ya Robbal ‘alamin…
2 komentar:
informasi yang uptodate bekal investasi///... terus berkarya sobat.. salam
https://51.222.38.199
Posting Komentar